Benarkah Mengajak Istri Jalan-jalan Lebih Besar Pahalanya Dibanding I'tikaf di Masjid?

Pernah baca artikel ini? Pernah lihat artikel ini sliweran di timeline facebook? Atau pernah share artikel ini sambil nyolek-nyolek suaminya di facebook?


Bismillah..

Saya ingin mencoba membahas tentang artikel yang isinya sungguh sangat membahagiakan hati kaum wanita. Betapa tidak, dari judulnya saja artikel tersebut seolah-olah menyeru para suami untuk mengajak istrinya berbelanja agar sang istri bahagia, dan seolah-olah berbelanja lebih utama dari ibadah setingkat i'tikaf. Namun benarkah demikian?

Hadits yang dipakai dalam tulisan ini adalah hadits mengenai itsar (mendahulukan kepentingan orang lain).

Berikut hadits lengkapnya :
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176).
Dalam artikel tersebut hadits di atas digambarkan dengan mengajak istri jalan-jalan ke mol alias belanja. Sebagian kaum istri terjebak dalam buai semu "kebahagiaan belanja". Lalu share artikel ini sambil nyolek suaminya dan bilang "baca nih Pah, mending ajak aku belanja..(emot melet)"

Padahal di hadits itu tidak ada disebut-sebut soal belanja.

Saya mengakui bahwa istri yang bahagia bisa membuat sebuah rumah tangga menjadi surga sebelum surga. Istri yang bahagia dapat mendidik anak dengan baik. Istri yang bahagia dapat mengurus rumah dan suami dengan baik pula. Namum kebahagiaan seorang istri gak melulu soal belanja dan jalan-jalan.

sumber gambar : http://www.blufftonchurch.com/mops/

Adem ayemnya rumah tangga berasal dari berkah atau barokah yang Allah SWT limpahkan kepada keluarga tersebut. Jangan terburu-buru mengklaim sering mengajak istri belanja adalah indikator rumah tangga yang adem ayem. Jika belanjanya dan atau jalan-jalannya bikin keluarga kita jadi keluarga yang mubazir, dan kita tau mubazir adalah temannya syaithon, gimana Allah mau datangkan barokah?

Nah soal jalan-jalan, mari baca lagi haditsnya. Di hadits tersebut jelas diutarakan bahwa jalan-jalannya harus ada keperluan. Bukan hanya buang-buang bensin.

Kembali lagi ke hadits di atas, hadits di atas dibuka dengan kalimat "manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain...". Jadi sebenarnya memang tidak ada salahnya suami membahagiakan istri, tapi apa salahnya jika hadits ini menjadi motivasi untuk saling membahagiakan. Saling memberikan manfaat, bukan saling membebani dengan terus-terusan meneror pasangan dengan dalil yang ditafsirkan setengah-setengah.

sumber gambar : stokpic.com

Wallahu'alam..

You Might Also Like

7 comments

  1. banyak jalan menuju bhagia yah Mbak, tidak melulu harus dengan belanja :)

    ReplyDelete
  2. suka deh dengan bagian: Saling memberikan manfaat, bukan saling membebani dengan terus-terusan meneror pasangan dengan dalil yang ditafsirkan setengah-setengah.

    ReplyDelete
  3. خيرالنّاس أنفعهم لِلنَّاس.

    ReplyDelete
  4. Orang kafir juga belajar hadist.tujuannya adalah untuk merusak makna hadist tersebut supaya islam itu kacau. Contoh sekarang ya itu biar Istri seolah2 boleh menuntut kesusu bahwa jalan2 itu bagian dari sunah. Padahal sudah jelas alloh menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini