9 Maret 2016
Subuh itu saya terbangun oleh suara suami yang buru-bur..u
berangkat ke masjid. Adzan sedang berkumandang. Saya duduk dengan lesu di
pinggir tempat tidur, masih mengumpulkan “nyawa” setelah semalam kurang tidur
begadang bersama baby-boy yang belum genap dua bulan usianya. Setelah sholat
subuh saya dan suami yang sudah pulang dari masjid sekilas membahas rencana
sholat gerhana. Kami belum punya solusi bagaimana membawa anak-anak sholat di
masjid. Kami tidak mungkin sholat di Masjid Agung Palembang karena pasti sudah
penuh, sholat di masjid Pusri kejauhan. Siapa yang jaga anak-anak kalau
kelayapan. Galau lah saya, yaaah.. masa saya ditinggal di rumah huhu..
Oh iya Gerhana matahari total tahun2016 ini hanya bisa dilihat di satu negara di dunia ini, di Indonesia. Tapi tidak di seluruh Indonesia hanya 12 kota saja yang dilalui gerhana matahari total, sisanya hanya gerhana matahari partikular (sebagian). Kota tempat saya tinggal, Palembang menjadi salah satu kota yang dilewati gerhana matahari total.
Setelah ngobrol dengan suami, saya ke dapur, mencuci piring seperti biasa. Papa
mertua yang baru pulang dari masjid menyapa
Papa : Des nanti ikut sholat gerhana?
Saya : Mau sih pa, tapi bingung dimana
Papa : Ngapain bingung, di masjid sini aja, kita-kita aja
sama tetangga sini..
Saya : Iya pa? di masjid sini ada? Wah.. ikutlah kalo gitu
Papa : Paling nanti gak ada khutbah, lah ini aja dadakan
pagi ini. Jam 6.30 ya sholatnya..
Ternyata papa telat pulang sholat subuh karena rapat dulu sama jamaah sholat subuh lainnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan sholat gerhana di masjid, gak perlu pengumuman lewat pengeras suara, takut ada yang tersinggung. Masjid komplek sini emang rada-rada deh, pengurusnya jarang
ke masjid. Nah yang rajin ke masjid ragu bikin kebijakan takutnya pengurus pada
kesinggung. Dan yang paling pelik, pengurus masjidnya ogah diganti heuuuuh.. Nah
jadi curcol haha
Saya bergegas memandikan baby Dirga setelah itu saya bersiap
mandi sambil mewanti-wanti suami “Yah, aku mandi ya, ayah bangunin anak-anak..”
suami yang lagi tiduran di samping anak-anak mengangguk. Selesai mandi saya
menemukan suami lagi tidur sambil melukin anak-anak. Yeeeee… bukannya bagun,
anak-anak malah tidur makin nyenyak. -____-“
Suami bersiap, saya berusaha membangunkan anak-anak sambil
ribet sama Dirga yang lagi nyusu. Semua sudah siap dan anak-anak masih belum
mau bangun huhu.. hasilnya, yang lain sholat sedang saya di rumah saja.
Dari rumah saya mendengar panggilan sholat dari speaker
masjid, baru kali ini saya ngakak denger panggilan sholat. Seharusnya petugas
memanggil dengan “asholatu jami’ah..” eh malah jadi “asholatu khoirum minnan
naum…” bwahahaha… kenapa jadi adzan subuh
Sambil menunggu suami pulang, saya menonton liputan gerhana
dari tv, tidak berani keluar karena langitnya sedari subuh berubah warna jadi
seperti langit maghrib. Anak pertama kami, Sachie yang sudah bangun ngotot
bahwa ini masih subuh. Palembang memang berawan pagi itu. Sehingga perpaduan
langit mendung dan gerhana membuat langit tampak gelap. 45 menit berlalu, suami
pulang dari masjid. Suami mengajak keluar menyaksikan gerhana, sudah pukul 7.15
WIB , sudah hampir mendekati puncak gerhana. Terlihat tetangga sudah berkumpul,
sebagian tampak sedang mengamati gerhana dari pantulan di kolam masjid,
sebagian menggunakan kacamata. Suami mengajak masuk mobil dan menyaksikan
gerhana melalu kaca mobil. Dan benar saja, jelas sekali terlihat bayangan hitam
bergerak menutupi matahari. Mataharinya berbentuk sabit. Kami bertasbih
bertakbir, terharu… lalu matahari tertutup awan.
Tak lama terdengar ada tetangga yang bertanya “ini sudah total belum ya?
Gak kelihatan, ada awan..” daaaan tiba-tiba langit menghitam. Gelap. Angin yang
berhembus seketika mejadi dingin. Bintang terlihat jelas di langit dan
masyaallah saat melihat ke matahari, gerhananya sudah mencapai puncak. Gerhana total. Terdengar sorak
sorai takbir dan tasbih tetangga. Kami semua terharu, merinding, berkaca-kaca
sampai menangis. Ini mungkin gerhana total pertama dalam hidup kami semua. Indah
sekali dan rasanya sulit terlupakan.
Kita yang terbiasa melihat proses dari pagi menjadi siang,
sore lalu malam, kali ini dibuat takjub oleh Sang MahaPencipta dengan
terjadinya “malam” seketika.. bagi saya kuasa Allah yang satu ini begitu
menakutkan. Membuat bergetar. Suami segera mengambil kamera dan memotret, tanpa persiapan. Hanya kamera tanpa filter, hasilnya foto-foto berikut ini
walau tertutup awan tapi tetap terlihat matahari yang hampir tertutup sempurna oleh bulan |
terlihat lebih jelas |
matahari tiba-tiba tertutup awan |
Sempurna, Allahuakbar! Awan menyingkir dan gerhana matahari total dapat terlihat jelas |
Di
dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan
peristiwa gerhana di Madinah: “Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi SAW
langsung berdiri. Beliau pergi ke masjid dan melakukan sholat yang
panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda,
“Gerhana ini adalah tanda-tanda dari Allah, bukan disebabkan karena
kematian atau kelahiran seseorang. Namun gerhana ini terjadi supaya
Allah menakuti hamba-hamba-Nya. Apabila kalian melihat sesuatu dari
gerhana, maka bertakwalah dan bersegeralah berdzikir kepada Allah,
berdoa, dan memohon ampunan-Nya.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Dan memang, gerhana ini berfungsi sebagai pengingat, yang mengingatkan kita pada kuasa Allah yang bisa menjadikan segala sesuatu mungkin terjadi, menakut-nakui kita bahwa ini baru fenomena alam biasa, bagaimana jika terjadi kiamat, bagaimana mencekamnya.
Mari kitaa baca tulisan ustadz Budi Ashari tentang penyikapan terhadap gerhana di bawah ini
Ini Masalah Penyikapan
Hari itu Nabi sangat terkejut. Luar biasa terkejutnya. Beliau berjalan sangat tergesa. Terlihat betul wajah gusar dan takutnya. Hingga terjatuhlah selendang beliau tanpa disadarinya.
Nabi terus berjalan....
Hingga sampailah di lapangan tempat biasa beliau sholat 'ied. Seseorang menyeru dengan suara tinggi memanggil masyarakat: Ash Sholatu Jami'ah.
Masyarakat bergegas kumpul; laki, perempuan, besar dan kecil.
Nabi segera memimpin sholat dengan cara sholat yg tidak biasa.
Suara makmun terdengar menangis, terisak karena takut kepada Allah.
Dalam sholat itu Nabi diperlihatkan surga neraka.
Tentang neraka beliau berkata: "Aku belum pernah melihat pemandangan yg lebih menakutkan dari itu. Ya Allah selamatkan kami dari neraka."
Selesai sholat, beliau berdiri di hadapan semua menyampaikan pesan dan nasehat yg mengingatkan tentang kebesaran dan kebesaran Allah.
Dan matahari pun kembali memancarkan cahayanya...
Dan bumi pun kembali terang.
(Peristiwa GMT 2016 memang peristiwa alam.
Tapi ini masalah penyikapan. Karena gerhana pun pernah terjadi di zaman Rasul.
Rasul mengajari sikap berbeda-beda untuk peristiwa alam yg berbeda.
Bandingkan...
Sebagian kita menyikapi hujan dengan umpatan, sementara Rasul menyambutnya dengan kegembiraan dan doa
Sebagian kita menyikapi gerhana sebagai tontonan menyenangkan, sementara Rasul menyikapi dengan keadaan di atas.
Pertanyaan: Tahukah anda bagaimana sikap Nabi saat melihat bulan bercahaya di malam hari?
Jangan dikira-kira. Belajarlah...
Alam ini ada Yang Mengatur
Yang Mengatur alam, yang mengajari kita bersikap dengan benar. Ampuni, ya Robb...)
Allahu'alam
8 comments
aku bacanya saja sembari merinding dan terharu Mbak,
ReplyDeletekalo nyaksiin langsung lebih dari merinding lagi, nangis mba... hihi
DeleteGak tahu bagaimana krmn kalau gelap terus ya mbak :(
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya
Btw knp kok ngasi pengumuman pakai pengeras suara di masjid aja ragu ya? hehe
keluargahamsa(dot)com
iya mba, jangan sampe jadi makhluk yang ngerasain kiamat ya mba,,
Deletehehe.. iya soalnya pengurusnya gak subuhan di masjid, keputusannya tanpa sepengetahuan pengurus jadi yg ngumumin takut pengurusnya tersinggung :D
mbaakkkkkk...
ReplyDeleteterharu lg jadinya abis baca tulisan dikau mbak
subhanallah wal hamdulillah wa la ilaaa haillah Allahu akbar
subhanallah wal hamdulillah wa laa ila haillah Allahuakbar :')
DeleteAku liat liputan gerhana totalnya di TV, soalnya jakarta cuma gerhana sebagian aja.. Merinding aku juga Mak.. Allah memang maha besar ya.. Allahu Akbar..
ReplyDeleteiya mak jadi berasa banget kita ini kecil ya..
DeleteTerima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini