Saya masih menyimpan pita yang tersemat pada bunga mawar merah pertama yang ia berikan. Dulu waktu ia berikan sang dua kuntum mawar itu, saya diminta mengambil sendiri bunganya dari dalam tasnya. Saat saya ambil syukurnya sang mawar tidak rusak dan saya melihat senyum penuh kelegaan di wajahnya. Walau caranya sedikit kurang manis, tapi saya terharu membayangkan senyumnya saat memilih bunga sambil memikirkan saya apalagi bagian bagaimana ia menjaga sang bunga yang ada di dalam tas agar tidak rusak.
coba tebak apa ini? yap benar, sang pita |
Ada pula boneka biru yang katanya ia beli untuk menemani saya selama jauh darinya. Ia sedang jalan bersama teman-temannya saat melihat boneka biru itu. Karena malu ia memisahkan diri dan kembali ke toko tersebut untuk membeli boneka.Saat menyerahkan sang boneka biru ia berkata, "warna matanya persis warna mata kakak.." lucu ya dia.
Saya masih ingat saat ia pulang dari luar kota. Berkotak-kotak coklat ia bawa dan ia ingin makan bersama saya. "Cobain yang ini, yang ini deh ada isinya, yang ini juga.." antusias sekali. Walau sang coklat tak hanya buat saya (karena dia bawa sedikit) juga buat teman-temannya tapi saya bahagia karena saya jadi yang pertama dibagi coklat dan diceritakan betapa enak sang coklat.
Suatu hari karena menghindari macet kami melewati jalan yang asing bagi saya, lalu ia menunjuk kios kecil di pinggir jalan. "Masih inget ga bakso malang itu?" saya buru-buru menengok ke arah yang ia tunjuk sambil tersenyum. Tentu saya ingat, itu tempat pertama kami makan bakso bersama. Makanan favorit kami berdua.
Juga beberapa hari yang lalu, ia meminjam akun email saya diam-diam, ia pinjam untuk belanja online. Saya akhirnya tau karena ada email konfirmasi bahwa produk dengan kode ini itu telah dibayar. Walau tak tau item apa yang dibeli, saya bertanya belanja apa sampai segitu. Dia cuma nyengir sambil bilang "kado ulang tahun buat kamu, mungkin nyampe rumah tanggal sekian". Sebenarnya saya jadi pengen ketawa kenapa mesti pakai email saya, kenapa tak pakai emailnya sendiri biar makin jadi kejutan. Tapi saya tetap bahagia membayangkan ia membuka-buka situs belanja online dan kebingungan memilih hadiah untuk saya.
Dia memang sesederhana itu, semudah itu membuat saya jatuh cinta padanya...
0 comments
Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini