Dibalik Kisah dan Catatan Seminar The Art Of Decluttering and Organizing IP Pekanbaru 2019

Saya ingat hari itu saat salah seorang teman saya membagikan informasi tentang "akan segera dibuka pendaftaran matrikulasi Institut Ibu Profesional, siap-siap ya..." di instagram storynya. Saya yang sudah penasaran lama dengan komunitas satu ini dan selalu ketinggalan info kapan pendaftarannya dibuka, langsung follow instagram @institut.ibu.profesional dan menyalakan lonceng notifikasinya agar tidak ketinggalan lagi. TERNIAT hihihi..


Saat tanggal 22 Desember dan pendaftarannya dibuka, saya langsung daftar dan langsung minta izin suami agar diperbolehkan ikut. Saya cuma kirim pesan singkat "Yah aku daftar komunitas ibu profesional yang aku ceritain itu ya sekarang. bales ASAP" wkwkwkw...

Lalu tanggal 5 Januari 2019 engingeng saya sudah ada di grup Foundation Ibu Profesional Pekanbaru Batch 7. Ada lebih dari 50 orang peserta di grup ini. Semuanya wajah baru, belum ada satu orang pun yang saya kenal. Awalnya ragu-ragu mau komen. Lama-lama cuek "yaudahlah ya... gak mungkin malu seumur hidup hehehe.."

Setelah bergabung dan nyaman berkomunikasi dengan teman-teman grup, tanggal 15 Februari, Ibu Profesional Pekanbaru mengumumkan akan adanya seminar sekaligus wisuda matrikulasi Batch #6 dan Bunsay 2-3. Saya langsung lobi ke suami supaya bisa ikutan. Izin agar beliau mau ditinggal bersama anak-anak di rumah selama lebih kurang 5 jam. Alhamdulillah beliau bersedia. Beliau ditinggal ke salon buat perawatan aja rela apalagi buat istrinya nyari ilmu dan temen. Alhamdulillah jazakallah khayr suamiiiiiiik...


Seminarnya berjudul "The Art of Decluttering and Organizing" trus pembicaranya dooooong Aang Hudaya (Co-Founder Gemar Rapi) yang namanya bener-bener gak asing karena ternyata ada di satu grup Keluarga Alumni Al Hurriyyah (nama Lembaga Dakwah Kampus IPB). Mana dikompor-komporin pula sama temen-temen alumni LDK kalo seminarnya Mas Aang ini bagus. Walaupun Mas Aang ini adik kelas 3 angkatan di bawah saya, tapi isi seminarnya bener-bener bagus, menohok, inspiring. Yaudah deh makin penasaran pengen ikut.

Dan bener banget seminarnya bagus. Yang paling luar biasa adalah komitmen Ibu Profesional Pekanbaru terhadap waktu. Acaranya di jadwal mulai jam 8 dan bener-bener mulai jam 8 pagi. Bangga akutuuuuu....

Selain materinya yang bagus, yang bikin aku seneng ikutan acara ini kemarin adalah saya bisa bertemu, bertatap muka, bersalam-salaman, dan ngobrol langsung sama teman-teman mayaku ini. Sekarang mereka sudah jadi teman-teman nyataku huhuhu...

Kita masuk ke materi seminarnya ya... Materinya ini menohok banget. Baru pembukaan aja saya sudah langsung tertohok. DESNI, INI MAH KAMU BANGEEEEET huhuhu...


Berikut highlight materi yang saya tangkap dari seminar ini. Mas Aang menjelaskan apa yang dimaksud dengan rumah rapi. Rumah rapi itu terdapat dua indikator:
1. Tidak ada aktivitas mencari
Jadi kalo sebelum ikut seminar ini masih nyari-nyari jarum pentul, peniti, kunci kendaraan, dll itu artinya rumah kita belum rapi.

2. Tidak ada sudut rumah yang membuat kita tidak nyaman saat melihatnya
Haduh saya langsung kebayang ruang tengah yang berserakan mainan anak-anak. Mainan ini kadang saya bereskan seadanya. Bener-bener masuk definisi tidak rapi 😓


Nah kenapa sih rumah kita berantakan? Ada empat faktor nih menurut tim Gemar Rapi :
1. Terlalu banyak barang
Ini jelas yaaaa...

2. Kebiasaan dan pola asuh
Dulu ibu kita super power sekali, kita yang berantakin, ibu yang beresin. Sehingga berbenah bukan jadi kultur. Ada pula yang terbiasa hidup di wilayah yang berantakan sehingga tidak risih melihat kondisi rumah yang tidak rapi.
Nah pertanyaannya apakah rumah harus selalu rapi? TIDAK. Karena rumah kita bukan museum, ada kehidupan ada interaksi sehingga ada kalanya rumah kita rapi dan ada kalanya pula rumah kita HIDUP (bukan berantakan).

3. Benda tidak punya tempat
Jika benda tidak punya tempat maka akibatnya adalah rumah akan berantakan. Benda yang diletakkan sembarangan membuat kita harus mencari dulu saat hendak memakai. Berikanlah "rumah" pada setiap benda sehingga ia punya tempat pulang.

4. Suka menunda
Ini juga jelas banget. Mas Aang ini bercerita bahwa pernah beliau pulang dari luar kota jam 12 malam, sudah lelah namun membiasakan diri agar tidak meninggalkan rumah dalam keadaan berantakan. Maka beliau dan istri langsung membereskan pakaian kotor, tas dll.


Apa landasan kita berbenah? Sebagai muslim ada banyak hadits dan ayat dari Al Quran yang menjelaskan mengapa kita harus berbenah. Semua ayat ini intinya adalah SETIAP BENDA YANG KITA MILIKI ADA HISABNYA, ada pertanggungjawabannya.

Mas Aang juga menjelaskan beberapa metode berbenah yang sudah populer atau yang biasa dipraktikan dewasa ini :
1. Merapikan tapi tidak mengurangi
Inti dari metode ini hanyalah MEMINDAHKAN BENDA DARI SATU TEMPAT PENYIMPANAN KE TEMPAT LAIN. Dari kamar ke ruang tamu, dari ruang tamu ke lemari, dari lemari ke gudang. Hingga banyak benda menumpuk tidak terpakai.

2.  Hanya mempertimbangkan suka tidak suka pada saat memilah

3. Sekedar rapi atau bersih tanpa pertimbangan keamanan
Jika punya anak di rumah maka standar rapi haruslah mengikuti anak. Buku dan mainan anak diletakkan di tempat yang terjangkau anak, tidak ada pajangan yang berisiko melukai anak dll. Berikut tips home safety ala Gemar Rapi


Selain itu standar kemanan  misalnya adakah yang sudah punya fire extinguisher di rumahnya, adakah yang menyiapkan lap basah atau karung goni di dekat kompornya dll.

4. Tidak selaras dengan alam
Rumah rapi tapi setiap hari sampah yang dihasilkan sekarung

5. Tidak mengubah mindset, gaya hidup dan kebiasaan
Rumah rapi hanya sehari, besoknya belanja lagi, masih tergiur diskon hingga membeli apa yang diinginkan bukan yang dibutuhkan dan berakhir lagi dengan menumpuk barang.

6. Tujuannya hanya rumah rapi bukan rumah yang nyaman
Gimana sih rumah rapi tapi gak nyaman? Rumah rapi tapi gak nyaman itu kayak takut bergerak di rumah tersebut, takut pecah barangnya, takut rusak, dan takut berantakan. Padahal balik lagi ke penjelasan awal bahwa rumah itu tidak selalu rapi tapi terkadang juga terasa HIDUP. Karena perasaan hidup inilah yang membuat rumah terasa seperti "rumah", nyaman.


8 Pilar Gemar Rapi
1. SORTIR BARANG OLEH PEMILIKNYA.
Jadi saat berbenah terutama saat decluttering, semua anggota keluarga wajib terlibat dalam pernyortiran barang. Karena hanya pemilik barang yang tau kapan suatu barang harus dibuang dan kapan harus dipertahankan.

2. Penguatan mindset sebagai pondasi awal

3. Tujuannya adalah perubahan kebiasaan (habit)

4. Pengurangan barang (declutter)

5. Menyesuaikan kondisi individu

6. Prinsip RASA (Rapi & teratur, Aman & nyaman, Sehat & bersih, Alami & berkelanjutan)

7. Memenuhi standar safety & hygiene

8. Tidak mencemari lingkungan


Saat menyortir barang semua harus didasarkan kemanfaatannya. Kecuali menyortir pakaian. Pakaian disortir karena 3 alasan bukan hanya suka dan tidak suka.
1. Apakah pakaian ini masih bermanfaat?
Pakaian bermanfaat berarti pakaian ini masih MUAT

2. Apakah kita suka dengan pakaian ini?
Kenapa kita suka? Apakah ada nilai sentimennya?

3. Apakah pakaian ini masih kita butuhkan?
Karena bisa jadi pakaiannya masih muat tapi kita tidak butuh.

Tips dari Gemar Rapi saat memilah barang, siapkan 6 wadah pemilahan :
1. wadah simpan
2. wadah jual
3. wadah sumbangkan
4. wadah reuse
5. daur ulang di luar
6. sampah

Tips dari Mas Aang : ada 6 tingkatan yang bisa kita lalui sebelum memutuskan membeli barang
1. Manfaatkan yang ada
2. Sewa atau pinjam
3. Saling bertukar (swap)
4. beli preloved
5. membuat sendiri
6. membeli sesuai kebutuhan


Nah segini saja catatannya, semoga bermanfaat dan buat saya sendiri semoga tiap baca tulisan ini saya bisa tetap konsisten merapikan rumah.



You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini