Untuk Siapa Takjil atau Makanan Berbuka DIbagikan?

Kemarin saya lihat di facebook seorang teman membagikan screen capture status whatsapp seseorang yang isinya begini



Begitu banyak orang miskin yang ingin merasakan berbuka puasa dengan takjil. Tapi apa daya mereka tak punya kendaraan untuk datang ke lampu-lampu merah. Akhirnya mereka hanya ikhlas berbuka ala kadarnya di gubuk mereka yang mungkin hanya dengan nasi dan garam.

Pertanyaan saya adalah sudah tepat sasarankah saudara saudariku yang berbagi takjil di lampu-lampu merah. Karena alangka ruginya keikhlasan kalian bila itu tidak tepat sasaran dan tahukah kalian kalau sebenarnya kalian telah mengurangi omset pendapatan dari para penjual takjil. Di mana orang yang mau pergi beli takjil batal belanja karena kalian sudah memberi di lampu merah.


Wow saya kaget dong sodara-sodara bacanya. Pemikiran manusia memang beragam ya.. Dan sebagai mantan relawan pemberi takjil di perempatan, saya jadi gatel pengen membahas hal ini.


1. Tahukah kamu bahwa pemberian takjil atau makanan untuk berbuka puasa tidak hanya dilakukan di lampu-lampu merah?
Saya pernah ikut berpartisipasi membagikan takjil dari masjid kampus ke desa sekitar kampus. Saya berdiri di perempatan sambil membagikan ke siapaaaaa saja yang lewat. Tak kenal usia, tak kenal miskin atau kaya. Bahkan teman-teman non muslim yang lewat pun ikut kecipratan takjil dari masjid ini.


2. Tahukah kamu bahwa rezeki manusia sudah dijamin oleh Allah?
Bapak tua di gubuk, ibu tua di lereng gunung, penduduk pulau kecil di tengah samudera, jika takjil berupa es pisang ijo gratis adalah rezekinya, mau bagaimana pun caranya pasti akan sampai ke mereka.

Coba simak ceramah Ustadz Hanan Attaki tentang cara Allah memberikan rezeki kepada hambaNya. Kisahnya menarik tentang bagaimana cara Allah mengatur rezeki penjual empal gentong di Cirebon dengan membuat keluarga Ustadz Hanan tersasar dari Bandung.



3. Siapakah sasaran sesungguhnya dari pembagi takjil di lampu merah?
Nah... ini.. kita bahas yuk landasan yang biasa dijadikan saudara-saudari kita yang membagikan takjil di lampu merah, di masjid, di mana-mana. 

Ada satu hadits masyhur tentang salah satu amalan utama di bulan Ramadhan. Yaitu memberi makan orang yang berbuka.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR Tirmidzi)


Jadi sesungguhnya target utama pemberian takjil adalah SIAPAPUN ORANG YANG BEPUASA. Tidak peduli miskin atau kaya, tidak peduli tua muda, tidak peduli suku apa, tidak peduli jamaah mana, selama dia berpuasa maka dialah target utama pemberian takjil.

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.” (HR Tirmidzi)

Memberikan makan kepada orang yang berbuka juga memiliki keutamaan yaitu mendapatkan doa dari orang yang diberikan makanan. Rasulullah mengajarkan doa saat kita diberikan makanan untuk buka puasa.

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku] (HR Muslim)

Bahkan ulama menyarankan makanan berbuka atau takjil sebaiknya diberikan kepada orang pilihan, yaitu orang-orang yang sholih. Wallahu'alam.


4. Tahukah kamu kenapa sebagian besar para pembagi takjil memilih membagikan makanan berbuka di lampu merah? 
Karena di masjid sudah ada petugasnya. Karena di jalanan sering kali para pengguna jalan terjebak macet, tidak punya makanan untuk berbuka padahal belum sampai di rumah sehingga harus menunda buka puasa, karena semua orang punya perjuangan masing-masing. Jangan sampai merasa nasib kita yang paling buruk, perjuangan kita yang paling berat dll. Sehingga merasa para pengguna jalan ini tidak berhak menerima takjil dari kita.


5. Tahukah kamu kalau keikhlasan kita hanya Allah yang bisa menilai? Bahwa amal ibadah kita diterima atau tidak hanya Allah yang tahu?
Kenapa kita sibuk mengurusi amalan muamalah orang lain? Apalagi jika amalnya baik dan sesuai tuntunan syariah. Inilah sebabnya pentingnya al fahmu (pemahaman) dalam urusan agama sebelum beramal apalagi berkomentar. 

Bukankah akan lebih baik jika kita menyibukkan diri sendiri dengan amalan utama Ramadhan kita?

6. Tahukah kamu para pembagi takjil sering kali membeli takjil untuk dibagikan dari pedagang sekitar?
Kembali lagi ke poin nomer 2 bahwa rezeki manusia semua sudah diatur oleh Allah. Ini semacam meributkan ojek online vs ojek pangkalan. Tidak ada gunanya.

Naaaah... saya jadi inget cerita tentang kondisi buka puasa di Masjid Nabawi, walau belum pernah ke sana (semoga Allah izinkan kami sekeluarga ke tanah suci untuk haji dan umroh aamiin) tapi saya sering mendengar kisah orang-orang di Masjid Nabawi berebut menawarkan bukaan gratis kepada jamaah masjid. Coba simak cerita Ustadz Khalid Basalamah ini



Udah lihat videonya? Itu sebulan penuh lho.. Pedagang di sekitar masjid protes gak? Enggak.. mereka tau itulah saatnya mereka berlomba beribadah. Malah bahagia karena pemberi takjil membeli dari mereka. Simak deh video di bawah ini


Siapakah yang buka puasa di Masjid Nabawi? Apakah semuanya orang miskin? Tidak bukan? 😊

7. Tahukah kamu orang baik biasanya satu frekuensi dengan orang baik?
 Sehingga sulit bagi orang baik nyinyir kepada orang baik lainnya.



Jangan berhenti berbuat kebaikan. Semangat Ramadhan! 😊


You Might Also Like

3 comments

  1. Sukaaaa..
    Dan bener kita memberi makan orang berbuka puasa tidak meliat siapa?
    Kita bagi2 makan berbuka orang dijalan juga tidak mematikan rejeki orang yang berjualan insyaallooh..malah memakmurkan orang yang berjualan,karna kebanyakan ya makanan yang dibagikan juga pesan/beli diorang...

    Videonya bikin rindu berbuka di nabawi mba����,mudah2an kita dab keluarga masih dikasih kesempatan untuk datang kesana ya mba..aamiiin..
    orang2 madinah memang ramah2 maa syaa Allooh..bikin rindu sekali maa syaa allooh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa fitrahnya orang madinah begitu ya mba? Mengingat islam dulu disambut dengan meriah pertama kali ya di Madinah

      Delete

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini