Menjadi Pahlawan Air dari Dunia Maya



Para pembaca yang budiman (dan pakdiman), anda pasti tidak asing lagi dengan nama Venice. Yap, Venice adalah sebuah kota indah nan romantis di Italy dan tersohor dengan sungai-sungainya yang dilintasi gondola. Kota yang dijadikan lokasi syuting film The Tourist ini juga semakin indah dengan bangunan dengan arsitektur khas eropa yang mengelilingi sungai-sungainya.

VENICE
 
Sumber gambar :

Walau memang rasanya agak tidak adil tapi marilah sejenak kita menengok sungai paling terkenal di ibukota Negara Republik Indonesia tercinta ini, sungai Ciliwung. Apa yang ada dibenak Anda saat mendengar “sungai Ciliwung”? Mungkin Anda juga akan membayangkan sungai yang hitam, bau, kotor, banyak sampah dengan perumahan kumuh di bantarannya dan tentu saja Anda tidak akan betah berperahu di atasnya.

CILIWUNG, JAKARTA

Sumber gambar :


Bagaimana bisa kedua sungai itu (padahal masih di planet yang sama) begitu berbeda? Hehehe…

Lalu kenal kah Anda dengan hewan ini?

Sumber gambar :

Tepat, namanya kunang-kunang. Jika usia Anda sebaya dengan saya (23 tahun lebih 23 hari #apadeh) dan Anda juga lahir dan besar di daerah perkotaan, Anda pasti jarang sekali melihat hewan ini. Saya terakhir kali melihat hewan ini setahun yang lalu, saat turun lapang penelitian di wilayah Imogiri, Bantul. Wilayah yang masih sangat “ndeso” sekali. Disana masih banyak sekali kunang-kunang, dan seketika saya mengeluarkan ekspresi paling norak yang saya punya saat melihat kunang-kunang. Tapi tenang, saya tidak berfoto-foto memegang kunang-kunang sambil memonyongkan mulut hehe…

Saya menutip pernyataan another Utami (2011) dalam sebuah artikel yang ia tulis, http://www.surya.co.id/2011/02/01/kunang-kunang-dan-pencemaran-udara

Keberadaan kunang-kunang dapat dijadikan indikator sehat tidaknya lingkungan. Binatang ini dapat hidup jika lingkungannya berudara segar, tanah subur, dan air jernih. Terbukti dari habitat kunang-kunang berada di tempat berkelembapan udara tinggi. Kebanyakan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput. Udara lembab mengandung banyak uap air yang dimanfaatkan kunang-kunang untuk bernapas dan menghasilkan cahaya.

Jadi, kenapa kita jarang atau hampir tidak pernah melihat kunang-kunang? Karena air, udara, lingkungan kita, semua telah tercemar, kotor.

Kita kembali menengok ke Ciliwung, Ciliwung adalah potret buram air di Indonesia. Dimana air yang beracun, penuh limbah, penuh bakteri, kuman, virus dan penyakit dipakai untuk mandi, mencuci bahkan memasak. Sebelum air bersih semakin sulit, sebelum semua air di sungai-sungai kita menjadi tidak layak pakai, dan sebelum semua hewan indah ciptaan yang kuasa menjadi punah, tidak berlebihan bukan jika kita mengharuskan diri memulai untuk menyelamatkan air di Indonesia?

Semua orang dengan berbagai profesi yang berbeda pasti bisa menghasilkan solusi sendiri terhadap permasalahan sumber daya air ini. Ibu rumah tangga mungkin bisa mengoptimalkan pemakaian air hingga tidak ada air yg "mubazir". Guru mungkin bisa mengajarkan pada muridnya bagaimana menghemat air. Peneliti mungkin bisa menemukan sumber air bersih baru. Lalu saya, sebagai blogger apa yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan air Indonesia?

Pertama : Menulis
Menulis memang langkah paling mudah dan paling dekat yang bisa dilakukan blogger. Menulis di blog adalah salah satu bentuk kegiatan berbagi ide. Dengan menulis di blog maka ide-ide brilian, orisinal, dan "beda" tentang penyelamatan sumber daya air (atau lebih kerennya konservasi sumberdaya air) akan banyak ditemukan di dunia maya. Tulisan-tulisan kita tentang penyelamatan air semoga akan banyak yang menginspirasi orang lain.

Terlebih lagi jika kita menulisnya dalam beragam bahasa, dalam bahasa Inggris misalnya, semakin banyak orang yang membaca ide konservasi sumber daya air kita, maka semakin banyak juga orang yang bisa terinspirasi. Walau saya sendiri belum melakukan itu (menulis dalam bahasa non-Indonesia) sepertinya ide ini bagus juga untuk dicoba.. :D

Dalam proses penulisan, kita bisa menulis ide-ide milik kita sendiri atau bisa saja jika kita memilih untuk menyebarkan "gagasan" orang lain. Misalnya saya sangat suka sekali dengan program AQUA (nyebut merek ga apa-apa dong ya...) SATU UNTUK SEPULUH. Lebih-lebih karena ada iklannya terdapat monolog dalam bahasa dan logat khas Nusa Tenggara. 


"Sumber air su dekat.. Beta sonde pernah terlambat lagi..."
Lucu, menggelitik telinga :D

Nusa Tenggara adalah salah satu pulau di Indonesia yang secara sekilas nampak seperti daratan Afrika. Padang sabana, kekeringan, keterbatas air,  membuat Nusa Tenggara yang walau merupakan bagian dari negara maritim ini semakin mirip dengan Afrika. Maka program air bersih SATU UNTUK SEPULUH di Nusa Tenggara dari Aqua ini patut diapresiasi. Dengan "hanya" membeli SATU liter Aqua, kita menyumbang SEPULUH liter air bersih untuk masyarakat Nusa Tenggara.

Atau ada juga KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG. Salah satu ide menarik mereka adalah Lomba Mulung di Kali Ciliwung. Seru ya? Sampah yang banyak di sungai Ciliwung itu "diambil" dengan cara dilombakan (coba baca artikel ini).

Atau lomba yang diadakan oleh http://lestariairku.dagdigdug.com/ ini. Lomba ini menggugah, menginspirasi, membangkitkan kesadaran kita akan upaya penyelamatan air. Selain itu lomba semacam ini juga membuat semalin banyak ide tentang konservasi sumberdaya air tersebar di dunia maya.



Ide-ide ini bisa ditulis oleh blogger di blognya masing-masing sehingga ide ini juga bisa dilihat, dibaca, ditiru dan menginspirasi banyak orang.

Kita juga bisa menulis gagasan atau bahkan gugatan kita yang kita tujukan untuk oknum yang bersangkutan, misalnya untuk pemerintah. Masih ingat kasus Prita dan koin untuk Prita? Prita menulis gugatannya di email dan tersebar hingga ia digugat. Kasusnya memancing simpati massa hingga dibentuklah komunitas online yang mengumpulkan "koin" untuk membebaskan Prita.

Lihat begitu besarnya peran dunia maya hingga menurut saya yang seorang blogger, tulisan kita di dunia maya, khususnya di blog akan besar perannya jika kita gunakan dengan cara yang benar. Kita bisa menulis tentang kelambanan pemerintah merespon kotornya sungai dan air di ibukota. Kita juga bisa menulis tentang pabrik yang membuang limbahnya di sungai. Kita bisa menggugat pengguna sumur bor yang membuat air kita semakin sekarat. Apa saja. Asal punya bukti dan disampaikan dengan cara yang baik, kita berharap hasilnya juga baik.

Kedua : Kopi Darat
Kopi darat (kopdar) antar blogger bisa menjadi ajang sosialisasi ide-ide tentang konservasi sumberdaya air. Bila menulis adalah bentuk "maya" upaya kita, maka sebisanya kopi darat kita jadikan upaya "nyata" kita dalam proses konservasi sumberdaya alam. Misalnya kita bisa meniru Komunitas Peduli Ciliwung yang membersihkan sungai sambil kopi darat, atau meniru Aqua yang mengadakan air bersih untuk wilayah yang kekurangan air.

Sekian saja pandangan saya tentang konservasi sumberdaya air. Semoga bermanfaat. :)

Salam peace, love and gaul (gyahahaha..)

You Might Also Like

2 comments

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini